Al-Qur'an as a Guide so listen it

Rabu, 29 Mei 2013

INSPIRASI HATI (2013)

Nah judul ini dibuat mungkinada kalanya sesuai dengan apa yang dialami seseorang dalam menggapai cinta sejatinya... ckckck so melancholic. Dari pengalaman yang dirasakan sungguh aneh bagi diri ini yang selalu menempatkan diri dalam khazanah illahi.... ( neh jadi bingung ni post apa tujuannya) he

tapi dah lama ga nulis nih blog... jadi mo nulis sesuatu mungkn tentang curhatan atau apalah, yang penting bermanfaat n ada hikmah nya buat pada pembaca, bdw sekarang lagi gencarnya permasalahan kenaikan BBM ntar di bulan juni BBM bakalan di naikin lagi harganya , pemerintah nmpaknya ga mau ambil pusing karena defisit anggaran yang bgtu luar biasa mencekik sampe mungkin nunggakin gaji presiden n para kabinetnya hee... padahal sumber pendapatan negara kita yang dibilang tanah surga ini (smpe ada yang bilang tinggal lempar ini itu bisa tumbuh lagee.. )  harusnya dah bisa buat indonesia sebagai negara terkaya di asia setidaknya klo bsa ngelola sumber daya nya... eeh malah yang terjadi defisit anggaran... nih ane kutip dari salah satu blog juga klo salah satu n salah dua penyebab defisit anggaran :

1. Konsep Anggaran Berimbang atau Defisit.
Dalam konsep ini, dana di dalam negeri dipandang tidak cukup untuk membangun perekonomian sehingga diperlukan sumber dari luar negeri. Lalu, dengan dalih membantu dan membangun perekonomian negara-negara bekas jajahannya, negara-negara kapitalis memberikan pinjaman. Pinjaman ini pada umumnya berbentuk alat atau bantuan tenaga ahli. Akibatnya, utang luar negeri ini hanya menguntungkan negara-negara pemberi modal. Hal ini disebabkan oleh dua hal: (a) adanya net transfer (yang masuk lebih kecil dibandingkan dengan yang keluar) sumber-sumber keuangan negara-negara penerima utang pada negara-negara kreditor; (b) munculnya ketergantungan negara-negara peminjam kepada negara kreditor, baik secara finansial maupun ekonomis. Kondisi ini telah menyebabkan negara Indonesia masuk dalam perangkap utang (debt trap) yang sangat sulit (mustahil) untuk dibayar. Untuk RAPBN Indonesia tahun 2006, misalnya, Indonesia harus membayar utang luar negeri sebesar Rp 60.302 triliun.

2. Adanya Liberalisasi Ekonomi.
Turunannya adalah perdagangan bebas dan liberalisasi maupun tekanan untuk melakukan privatisasi perusahaan-perusahaan negara. Dampak dari kebijakan ini adalah Pemerintah kehilangan sumber pendapatan negara yang berasal dari harta milik umum dan milik negara yang harus diprivatisasikan. Negara hanya mendapatkan sebagian kecil melalui pajak atau pembagian laba dari penyertaan modal pada perusahan tersebut. Contoh: penguasaan hutan dan barang tambang oleh perusahaan swasta. Hutan di Indonesia yang luasnya 143.7 juta hektar dikuasai sebagian besarnya oleh 12 orang konglomerat. Akibatnya, hasil hutan sebesar US$ 2.5 miliar pertahun yang masuk ke negara hanya 17%, sisanya 83% masuk ke swasta (1993).

Mirisnya lebih dari 50% Migas indonesia dikuasai asing (ngakunya 65% pemerintah pegang) padahal harusnya indonesia mestnya mampu untuk menenmpatkan 70% bagi kemakmuran rakyat. Ini kan dah tertuang dalam UUD kita pasal 33 klo ga slah ya hee... Bumi air dsb... skali lagi mestinya indonesia berkaca sma negara2 yang berhasil menasionalisasikan Sumber daya yang dikuasai oleh pihak asing... contoh presiden Venezuela yang telah wafat hugo chavezz yang berhasil menentang pihak AS n  skutu nya mpe mati kutu dalam bidang perekonomian. kayanya paragrap ini cocok dibilang sebagai Kapitalis n Liberalis warship hee kaya game ja...



Yang tidak kalah pentingnya, penerapan sistem ekonomi kapitalis yang mengakibatkan defisit APBN adalah adanya kebocoran dalam pengelolaan keuangan negara yang disebabkan oleh praktik kolusi dan korupsi oleh para pejabat negara. Bahkan dalam masalah ini Indonesia menunjukan ‘prestasi’ yang luar biasa, yaitu menduduki posisi ke-3 besar dalam kelompok negara yang terkorup.

Politik Ekonomi Islam dalam Masalah APBN
Politik Ekonomi Islam seperti yang dijelaskan oleh Syaikh Dr. Abdurahman al-Maliki (2001) dalam bukunya, As-Siyâsah al-Iqtishâdiyah al-Mutslâ (Politik Ekonomi Ideal) adalah
jaminan pemenuhan atas pemuasan semua kebutuhan primer (sandang, pangan, dan papan) setiap orang serta pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kemampuannya sebagai individu yang hidup dalam masyarakt tertentu yang memiliki gaya hidup yang khas. Oleh karena itu, politik ekonomi Islam dalam masalah anggaran negara sebenarnya merupakan kebijakan negara, baik menyangkut sumber-sumber pendapatan negara maupun alokasi penggunaan dana dalam rangka mewujudkan terpenuhinya kebutuhan pokok individu orang-perorang dan kepentingan individu yang bersifat sekunder maupun tersiernya.

Syaikh Abdul Qadim Zallum (1983) dalam bukunya, Al-Amwâl fî Dawlah al-Khilâfah (Sistem Keuangan Negara Khilafah), secara panjang lebar telah menjelaskan sumber-sumber pemasukan negara. Adapun politik pembiayaan negara telah dibahas secara detail oleh Syaikh Dr. Abdurrahman al-Maliki (2001) dalam bukunya tersebut di atas.

Dalam buku tersebut dijelaskan sumber-sumber pemasukan Negara Khilafah yang dikumpulkan oleh lembaga yang disebut Baitul Mal, yaitu lembaga keuangan Negara Islam, yang mempunyai tugas khusus menangani segala harta umat, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran negara.
Secara garis besar, pendapatan negara yang masuk ke dalam Baitul Mal di kelompokkan menjadi 5 sumber:
Pertama: Dari Pengelolaan Negara atas Kepemilikan Umum.
Benda-benda yang termasuk dalam kepemilikan umum dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

1. Fasilitas umum. Fasilitas umum adalah apa saja yang dianggap sebagai kepentingan manusia secara umum; jika tidak ada dalam suatu negeri atau suatu komunitas akan menyebabkan kesulitan dan dapat menimbulkan persengketa-an. Contoh: air, padang rumput, api (energi), dll.

2. Barang tambang dalam jumlah sangat besar. Barang tambang dalam jumlah sangat besar termasuk milik umum dan haram dimiliki secara pribadi. Contoh: minyak bumi, emas, perak, besi, tembaga, dll.

3. Benda-benda yang sifat pembentukannya menghalangi untuk dimiliki hanya oleh individu. Ini meliputi jalan, sungai, laut, danau, tanah-tanah umum, teluk, selat, dan sebagainya.

Kutipan :http://thetruthislamicreligion.wordpress.com/2010/03/26/sumber-sumber-pendapatan-negara-dalam-tinjauan-sistem-ekonomi-islam/



Minggu, 02 September 2012

PKM-GT 2009 lalu.... mengenang sukses ilmiah ku


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
Kemiskinan merupakan suatu bentuk fenomena sosial yang tercipta dari adanya kesenjangan sosial yakni dikarenkan adanya gap antara si kaya dan si miskin dengan kata lain adanya distribusi kekayaan yang tidak merata di dalam masyarakat. Kemiskinan membawa dampak yang buruk bagi masyarakat, salah satunya tindak kriminalitas meningkat dengan kondisi kemiskinan yang mendesak mereka melakukanya. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi wacana umum dan sering dibincangkan, dengan demikian masalah kemiskinan tidak hanya sebagai permasalahan pemerintah, namun juga sebagai permasalahan para akademisi yang patut dicarikan solusinya, mahasiswa sebagai akademisi pun sepatutnya ikut andil dalam memikirkan masalah tersebut.
Mahasiswa mempunyai berbagai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh golongan tua dan tidak pula oleh golongan anak-anak, yakni mahasiswa mempunyai berbagai potensi dalam memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi masyarakatnya. Mahasiswa memiliki peran sebagai agent of change yakni sebagai agen perubahan dalam masyarakat (kusumah, 2007), dalam menghadapi masalah kemiskinan pun secara langsung maupun tidak langsung mahasiswa dituntut untuk memberikan alternatif-alternatif solusi yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat, terutama lingkungan terdekatnya yaitu masyarakat bawah dan kecil di sekitar kampus, contoh konkret dalam memberikan solusi tersebut ialah dengan menciptakan lembaga mahasiswa yang mengerti tentang kondisi perekonomian sekitarnya. Lembaga tersebut memberikan peran yang secara signifikan dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan permasalahan kemiskinan, terutama di kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan.
BMT (Baitul Mal wat Tamwil) merupakan salah satu lembaga perekonomian yang mempunyai dua peran utama yakni sebagai rumah usaha dan rumah harta, rumah usaha berfungsi sebagai pencari dana melalui berbagai usaha layaknya koperasi, serta rumah harta yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk dana zakat, infak, dan sedekah (Djazuli dan Janwari, 2002). Melihat permasalahan dan peluang di atas penulis tertarik untuk mengangkat sebuah gagasan menarik dengan judul “Program Terpadu Baitul Mal wat Tamwil Mahasiswa dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan melalui Produk Qordhul Hasan”.


1.2.  Uraian Singkat Gagasan
BMT (Baitul Mal wat tamwil) mahasiswa yang dibentuk di dalam kampus, tidak hanya melaksanakan program nya hanya di internal kampus tetapi juga melaksanakan fungsi eksternal nya ke masyarakat kelas bawah dan kecil untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satunya dengan melaksanakan program terpadu dari produk BMT itu sendiri yaitu qordhul hasan. Program terpadu ini ialah bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan yang terjadi di sekitar kampus, Pertama BMT melakukan survey dan pendataan masyarakat dengan melaksanakan penyuluhan tentang wirausaha dan motivasi kepada masyarakat sehingga masyarakat dan BMT tercipta suatu hubungan emosional, dengan demikian BMT semakin mudah untuk menyalurkan dana qordhul hasan, qordhul hasan sebagai dana pinjaman bergulir ini akan dimanfaatkan sebagai modal awal masyarakat untuk melaksanakan usaha dengan disertai bimbingan yang berkelanjutan oleh BMT, tentunya di awasi oleh lembaga-lembaga terkait. Adapun program terpadu BMT yang dilaksanakan dalam kerangka dana qordhul hasan ialah
·   Penyuluhan dan pengenalan BMT
·   Human Resource Development Program
·   Motivasi dan training wirausaha sukses
·   Pengembangan KUD
·   Penyaluran dana qordhul hasan sebagai modal
1.3.  Tujuan dan Manfaat
Dalam penulisan karya tulis ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
·         Memberikan solusi tertulis dalam pelaksanaan teknis program terpadu BMT melalui produk qordhul hasan.
·         Memberikan informasi dan gagasan kepada mahasiswa perguruan tinggi khususnya dan masyarakat umumnya mengenai BMT dan fungsinya.
·         Menciptakan gagasan baru yang lebih solutif dari karya tulis yang dibuat saat ini untuk selanjutnya.
 Adapun manfaat yang bisa di ambil dalam karya tulis ini ialah:
·         Membantu BMT mahasiswa dalam melaksanakan fungsi pengabdian kepada masyarakat
·         Membantu mahasiswa berpikir kritis dalam menghadapi permasalahan ekonomi yang ada secara aktual
·         Menjadi bahan studi berkelanjutan dengan penerapan ril dalam masyarakat


Times is Amal