Al-Qur'an as a Guide so listen it

Sabtu, 13 September 2008

Kentang.....!!!

Ada apa ya dengan Kentang!!??

Suatu ketika, ada seorang guru yang meminta murid-muridnya untuk membawa satu kantung plastik bening ke sekolah. Lalu, ia meminta setiap anak untuk memasukkan beberapa kentang di dalamnya. Setiap anak, diminta untuk memasukkan sebuah kentang, untuk setiap orang yang tak mau mereka maafkan. Mereka diminta untuk menuliskan nama orang itu, dan mencantumkan tanggal di dalamnya. Ada beberapa anak yang memiliki kantung yang ringan, walau banyak juga yang memiliki plastik kelebihan beban.


Mereka diminta untuk membawa kantung bening itu siang dan malam. Kemana saja, harus mereka bawa, selama satu minggu penuh. Kantung itu, harus ada di sisi mereka kala tidur, di letakkan di meja saat belajar, dan ditenteng saat berjalan.

Lama-kelamaan kondisi kentang itu makin tak menentu. Banyak dari kentang itu yang membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Hampir semua anak mengeluh dengan pekerjaan ini. Akhirnya, waktu satu minggu itu selesai. Dan semua anak, agaknya banyak yang memilih untuk membuangnya daripada menyimpannya terus menerus.


Teman, pekerjaan ini, setidaknya, memberikan hikmah spiritual yang besar sekali buat anak-anak. Suka-duka saat membawa-bawa kantung yang berat, akan menjelaskan pada mereka, bahwa, membawa beban itu, sesungguhnya sangat tidak menyenangkan. Memaafkan, sebenarnya adalah pekerjaan yang lebih mudah, daripada membawa semua beban itu kemana saja kita melangkah.


Ini adalah sebuah perumpamaan yang baik tentang harga yang harus kita bayar untuk sebuah kepahitan yang kita simpan, dan dendam yang kita genggam terus menerus. Getir, berat, dan meruapkan aroma yang tak sedap, bisa jadi, itulah nilai yang akan kita dapatkan saat memendam amarah dan kebencian.


Sering kita berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yang kita beri maaf. Namun, kita harus kembali belajar, bahwa, pemberian itu adalah juga hadiah buat diri kita sendiri. Hadiah, untuk sebuah kebebasan. Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dan kedegilan hati.




dont_Give_Up!!!

Jangan Pernah Mengeluh... Teman!

"Berkali kita jatuh,
Berdiri jangan mengeluh.
Berkali kita gagal,
Ulangi lagi dan cari akal"

Mengeluh. Barangkali pekerjaan paling mudah di dunia ini adalah mencari kelemahan dari situasi yang dihadapi dan kemudian mengeluhkannya. Namun, apakah hanya dengan berkeluh kesah masalah yang dihadapi akan hilang? Sepertinya tidak. Malah, masalah baru akan datang dalam bentuk hilangnya rasa percaya diri dan pesimis.

Hidup ini, by nature, selalu penuh masalah. Mulai dari masalah sepele seperti ketinggalan bis, file penting terhapus, kehilangan uang, sampai masalah yang besar seperti ditinggal pergi orang yang dikasihi untuk selamanya atau dipecat dari pekerjaan.

Namun, selama kita masih bernafas, masalah tersebut seakan menjadi nihil begitu kita ingat bahwa ternyata semua itu 'bukan masalah'. Begitu ada masalah 'baru', kita selalu menganggap bahwa masalah 'lama' adalah 'bukan masalah', dan kadang berfikir kok bisa-bisanya kita pernah terkungkung oleh masalah 'lama' tersebut. Begitulah, dengan berjalannya hidup, masalah datang silih berganti. Rugi sekali jika alih-alih menikmati hidup kita malah terkungkung oleh masalah.

"Fear less, hope more;
Whine less, breathe more;
Talk less, say more;
Hate less, love more;
And all good things are yours."

(Swedish Proverb)

Di timur dan di barat muka bumi ini, ternyata semangat optimis selalu ditanamkan. Jika demikian, kenapa juga kita selalu mengeluh?

Akhirnya, sebagai penutup, mari kita renungkan kalam Ilahi, sang Pencipta yang tahu akan kelemahan makhluk ciptaanNya :

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu [1586], Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap" (Surah Alam Nasyrah)

Kepada Allah-lah kita senantiasa berharap.

Times is Amal